Setelah berulang kali tersiar kabar penggelapan pajak yang dilakukan oleh Crisitano Ronaldo, akhirnya sang mega bintang pun terbukti menggelapkan pajak sebesar 14,7 juta euro. Hal ini menambah catatan panjang para pesepakbola La Liga yang harus berurusan dengan otoritas pajak Spanyol, setelah sebelumnya sang rival Lionel Messi pun terbukti melakukan hal serupa.
Sebagai contoh, Lionel Messi yang pada 2016 lalu memiliki gaji sebesar 40 juta euro per tahun dan bermain untuk Barcelona yang notabane berada di wilayah Catalunya. Maka Messi, dikenakan pajak sebesar 52% dari pendapatannya yang berarti pendapatannya setelah di kurangi pajak 'hanya' 19,2 juta euro per tahun. Bila kita Rupiah kan dengan kurs 1 euro setara 16.800 Rupiah, maka dari 620 Miliar Rupiah hanya menjadi 322,5 Miliar Rupiah per tahunnya gan. Tinggi kan pengurangannya?
Pihak konsultan keuangan yang mereka percaya akan mengatur pendataan pendapatan mereka, bahkan ada pula yang memberikan pihak konsultan keuangannya tanggung jawab lebih menyusun laporan keuangan mereka untuk nantinya diserahkan kepada otoritas pajak. Laporan keuangan inilah yang menjadi kontroversi antara sang pemain dan otoritas pajak, dimana terkadang para pemain membuat manipulasi data pada laporan keuangannya agar menghindari pajak yang besar di Spanyol.
Contohnya adalah kasus yang menimpa Alexis Sanchez ketika dirinya dulu berseragam Barcelona. Sanchez diketahui memalsukan pendapatannya dengan menuliskan memiliki investasi di Malta yang dicurigai tidak pernah ada. Ronaldo pun dijerat hal yang sama, setelah menuliskan memiliki investasi di Kepulauan Virgin.
Sayangnya, 'Ley Beckham' hanya bertahan 5 tahun dari 2005 hingga 2010 karena krisis ekonomi yang di alami oleh Spanyol.
Aturan Tentang Besaran Pajak Penghasilan di Spanyol
Perlu kita ketahui bahwa pesepakbola pun sama halnya dengan para pekerja lain yang memiliki tanggung jawab untuk membayar pajak, tak terkecuali jika dia bermain di Spanyol. Oleh karena bentuk negaranya, Spanyol terdiri dari beberapa negara bagian yang memiliki peraturannya masing-masing, termasuk dalam urusan pajak. Di wilayah Madrid, pemerintah Spanyol mengharuskan seseorang yang memiliki pendapatan sebesar 0 hingga 12.500 untuk membayar pajak sebesar 19% dari total pendapatannya per tahun. Persentase pajak tertinggi didapatkan mereka yang memiliki pendapatan sebesar 60.000, dimana mereka harus membayarkan pajak sebesar 45% dari penghasilan mereka per tahunnya. Angka 45% itu pun dapat menjadi sebesar 52% bila orang tersebut bekerja di wilayah Catalunya.Sebagai contoh, Lionel Messi yang pada 2016 lalu memiliki gaji sebesar 40 juta euro per tahun dan bermain untuk Barcelona yang notabane berada di wilayah Catalunya. Maka Messi, dikenakan pajak sebesar 52% dari pendapatannya yang berarti pendapatannya setelah di kurangi pajak 'hanya' 19,2 juta euro per tahun. Bila kita Rupiah kan dengan kurs 1 euro setara 16.800 Rupiah, maka dari 620 Miliar Rupiah hanya menjadi 322,5 Miliar Rupiah per tahunnya gan. Tinggi kan pengurangannya?
Menggunakan Konsultan Keuangan
Kebanyakan pesepakbola saat ini telah menghabiskan masa kecilnya tanpa mengenyam bangku sekolah gan. Sekolah mereka adalah lapangan sepakbola itu sendiri. Oleh karena itu, mereka tentu tidak memiliki cukup kemampuan akuntansi dan manajemen finansial yang kuat. Permasalahan ini pun mereka selesaikan dengan menggunakan jasa konsultan keuangan, tak terkecuali di Spanyol.Pihak konsultan keuangan yang mereka percaya akan mengatur pendataan pendapatan mereka, bahkan ada pula yang memberikan pihak konsultan keuangannya tanggung jawab lebih menyusun laporan keuangan mereka untuk nantinya diserahkan kepada otoritas pajak. Laporan keuangan inilah yang menjadi kontroversi antara sang pemain dan otoritas pajak, dimana terkadang para pemain membuat manipulasi data pada laporan keuangannya agar menghindari pajak yang besar di Spanyol.
'Teknik Penggelapan'
Di Spanyol, hanya pendapatan yang di dapatkan dari wilayah negeri tersebut saja yang akan dikenakan pajak. Hal inilah yang coba untuk di manipulasi oleh sang pemain dan konsultan keuangannya. Mereka menuliskan sumber pendapatan palsu yang berasal dari luar negeri sehingga dana tersebut bisa terbebas dari pajak.Contohnya adalah kasus yang menimpa Alexis Sanchez ketika dirinya dulu berseragam Barcelona. Sanchez diketahui memalsukan pendapatannya dengan menuliskan memiliki investasi di Malta yang dicurigai tidak pernah ada. Ronaldo pun dijerat hal yang sama, setelah menuliskan memiliki investasi di Kepulauan Virgin.
Sanksi
Otoritas pajak Spanyol terkenal sangat tegas. Sanksi denda dan penjara telah menunggu para pengemplang pajak. Namun beruntunglah bagi beberapa orang seperti Messi dan Ronaldo. Karena keduanya baru pertama kali terbukti bersalah menggelapkan pajak dan mendapat hukuman tak lebih dari 2 tahun penjara serta sebelumnya belum pernah mendekam dipenjara, mereka pun hanya mendapat hukuman percobaan atau dalam kata lain tidak perlu mendekam dipenjara. Namun, mereka harus 'menjaga diri' agar tak kembali menggelapkan pajak selama hukuman percobaan bergulir atau jika tidak mereka langsung akan dijebloskan ke dalam jeruji besi.Aturan Beckham
Spanyol sempat pernah memiliki kebijakan pajak yang diberi nama 'Ley Beckham' atau dalam bahasa Indonesia artinya 'Aturan Beckham'. Bukan tanpa alasan, aturan ini dibuat setelah mantan kapten Inggris tersebut merumput bersama Real Madrid. Aturan ini berlaku untuk semua ekspatriat yang bekerja di Spanyol. Mereka yang berkewarganegaraan asing berhak memperoleh keringanan dengan hanya membayar pajak sebesar 25 persen dari total penghasilan mereka.Sayangnya, 'Ley Beckham' hanya bertahan 5 tahun dari 2005 hingga 2010 karena krisis ekonomi yang di alami oleh Spanyol.
Tag :
Olah Raga
0 Comments for "Ini Dia Alasan Maraknya Penggelapan Pajak di Liga Spanyol!"
*Berkomentarlah yang Baik dan Sopan
*Silahkan Beri Tanggapan Sesuai Topik Artikel diatas
*Dilarang SPAM dan Menyertakan Link Aktif