Indonesia kembali berduka setelah Pesawat Lion Air rute Jakarta - Pangkalpinang berpenumpang 178 orang jatuh ke laut di perairan Karawang, Jawa Barat. Seluruh elemen pemerintah beserta warga berusaha mengevakuasi korban. kali ini akan mengulas sebuah perangkat di sebuah pesawat yang setidaknya bisa mengetahui penyebab peswat mengalami kecelakaan, baik oleh Human Error (kesalahan manusi) maupun gara-gara kerusakan mesin, yaitu bernama BLACK BOX.
Benda penting, terutama untuk investigasi kecelakaan pesawat
Kecelakaan pesawat sangatlah fatal. Kerusakan yang diderita dapat meliputi seluruh bagian pesawat yang membuatnya tak tersisa. Belum lagi jika kecelakaan tersebut terjadi di laut dalam di mana bagian-bagian pesawat tenggelam tanpa pernah bisa diambil kembali. Hal itu sangat mempersulit para ahli untuk menginvestigasi kecelekaan.
Untuk menjamin didapatnya data kecelakaan pesawat tersebut, para ilmuwan menciptakan sebuah teknologi yang bernama black box. Black box merekam seluruh kegiatan di dalam pesawat yang mana data-datanya merupakan suara-suara yang terjadi di dalam pesawat. Berikut adalah cara kerja dari black box.
Bernama flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR). FDR merekam berbagai suara yang berhubungan operasi penerbangan. Secara regulasi, FDR harus bisa merekam waktu, ketinggian, kecepatan, arah dan kondisi pesawat. Status yang terekam mampu memberikan informasi hingga 1.000 karakteristik pesawat yang dapat membantu investigasi.
CVR terletak di kokpit, tepatnya di flight-data acquisition unit (FDAU), umumnya di tengah-tengah panel antara dua pilot di bawah kokpit. Yang terekam dalam CVR kurang lebih adalah suara mesin, peringatan, suara pembicaraan pilot dan berbagai bunyi klik lainnya. Dari sini, parameter seperti kecepatan pesawat, kegagalan sistem hingga waktu dapat ditentukan.
Microphones ini adalah penyalur data untuk CVR. Ia menyalurkan data suara yang terekam terlebih dahulu ke associated control unit yang menyediakan audio teramplifikasi ke CVR. Empat microphones ini diletakkan di headset pilot, co-pilot, anggota ketiga (jika ada) dan di dekat tengah-tengah kokpit.
Mereka menggunakan sistem looping di mana tape tersebut akan terus terulang, merekam hal yang baru dan menghapus yang lama setiap 30 menit sekali. Material baru direkam, material lama dihapus. Untuk yang menggunakan material solid-state, CVR dapat merekam hingga dua jam.
Karena didesain khusus untuk permasalahan operasional, FDR langsung tersambung dengan kabel-kabel sensor yang terletak di berbagai area. Dari sini FDR dapat merekam seluruh keadaan pesawat.
Setidaknya 11 hingga 29 parameter harus terekam lewat FDR, tergantung ukuran pesawat itu sendiri. Untuk recorder yang menggunakan magnetic-tape, ia dapat merekam 100 parameter sedangkan yang menggunakan solid-state bisa merekam beratus-ratus hingga beribu-ribu parameter.
Berikut adalah parameter yang setidaknya harus terekam oleh FDR:
Kecelakaan pesawat sangatlah fatal. Dari kecelakaan-kecelakaan tersebut, satu-satunya alat yang dapat bertahan adalah crash-survivable memory units (CSMUs) di mana berisi CVR dan FDR tersebut. Menggunakan tiga lapisan material, CSMU didesain untuk dapat bertahan panas ekstrem, benturan serta tekanan yang berat.
CSMU tidak serta merta langsung dipasangkan pada pesawat. Ada uji coba terlebih dahulu sebelum dikatakan layak untuk dipasang. Adapun percobaannya meliputi percobaan benturan tabrakan, ketahanan kejatuhan objek, tes api, ketahanan tekanan air untuk laut dalam dan air asin, serta ketahanan terhadap berbagai jenis cairan.
Dilengkapi underwater locator beacon (ULB), black box dapat dideteksi. ULB akan mengirimkan gelombang ultrasonik yang dapat dikenali sonar sehingga para evakuator dapat langsung mencarinya.
ULB ini nantinya akan ditranspor ke lab untuk diteliti lebih lanjut. Adapun diperlukan penanganan khusus dalam membawa alat ini agar tidak ada kerusakan lebih terhadap alat yang dapat menghilangkan data yang terekam.
Black box yang sudah sampai di lab akan langsung dibuka dan data-datanya akan langsung diunduh. Jika FDR tidak mengalami kerusakan, investigator bisa dengan mudah memutarnya.
Investigator sendiri terdiri dari perwakilan dari pihak pesawat dan juga pihak produsen pesawat, serta spesialis bahasa atau bahkan penerjemah. Proses ini memakan waktu hingga mingguan bahkan bulanan untuk sepenuhnya komplit.
Sejujurnya tidak pernah ada yang mau memeriksa black box, karena di dalam rekamannya terdapat percakapan yang menjelaskan detik-detik terakhir dari kecelakaan pesawat tersebut. Menurut beberapa investigator yang telah membuka black box, suara yang didengar pada saat-saat terakhir itu mampu membuat semua orang yang mendengarkannya terdiam beberapa saat. Semoga saja pembukaan black box tidaklah terjadi lagi.
Benda penting, terutama untuk investigasi kecelakaan pesawat
Kecelakaan pesawat sangatlah fatal. Kerusakan yang diderita dapat meliputi seluruh bagian pesawat yang membuatnya tak tersisa. Belum lagi jika kecelakaan tersebut terjadi di laut dalam di mana bagian-bagian pesawat tenggelam tanpa pernah bisa diambil kembali. Hal itu sangat mempersulit para ahli untuk menginvestigasi kecelekaan.
Untuk menjamin didapatnya data kecelakaan pesawat tersebut, para ilmuwan menciptakan sebuah teknologi yang bernama black box. Black box merekam seluruh kegiatan di dalam pesawat yang mana data-datanya merupakan suara-suara yang terjadi di dalam pesawat. Berikut adalah cara kerja dari black box.
1. Ada dua tipe black box di dalam pesawat
Bernama flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR). FDR merekam berbagai suara yang berhubungan operasi penerbangan. Secara regulasi, FDR harus bisa merekam waktu, ketinggian, kecepatan, arah dan kondisi pesawat. Status yang terekam mampu memberikan informasi hingga 1.000 karakteristik pesawat yang dapat membantu investigasi.
CVR terletak di kokpit, tepatnya di flight-data acquisition unit (FDAU), umumnya di tengah-tengah panel antara dua pilot di bawah kokpit. Yang terekam dalam CVR kurang lebih adalah suara mesin, peringatan, suara pembicaraan pilot dan berbagai bunyi klik lainnya. Dari sini, parameter seperti kecepatan pesawat, kegagalan sistem hingga waktu dapat ditentukan.
2. Microphones yang berjumlah empat di kokpit
Microphones ini adalah penyalur data untuk CVR. Ia menyalurkan data suara yang terekam terlebih dahulu ke associated control unit yang menyediakan audio teramplifikasi ke CVR. Empat microphones ini diletakkan di headset pilot, co-pilot, anggota ketiga (jika ada) dan di dekat tengah-tengah kokpit.
3. Kebanyakan CVR merekam suara 30 menit terakhir
Mereka menggunakan sistem looping di mana tape tersebut akan terus terulang, merekam hal yang baru dan menghapus yang lama setiap 30 menit sekali. Material baru direkam, material lama dihapus. Untuk yang menggunakan material solid-state, CVR dapat merekam hingga dua jam.
4. FDR yang terikat dengan kabel sensor
Karena didesain khusus untuk permasalahan operasional, FDR langsung tersambung dengan kabel-kabel sensor yang terletak di berbagai area. Dari sini FDR dapat merekam seluruh keadaan pesawat.
Setidaknya 11 hingga 29 parameter harus terekam lewat FDR, tergantung ukuran pesawat itu sendiri. Untuk recorder yang menggunakan magnetic-tape, ia dapat merekam 100 parameter sedangkan yang menggunakan solid-state bisa merekam beratus-ratus hingga beribu-ribu parameter.
5. Ada suara-suara yang FDR harus direkam
Berikut adalah parameter yang setidaknya harus terekam oleh FDR:
- Waktu
- Tekanan ketinggian
- Kecepatan udara
- Akselerasi vertikal
- Tajuk magnet
- Posisi roda kemudi
- Stabilisator horisontal
- Aliran bahan bakar
6. Dibuat untuk dapat bertahan dari benturan
Kecelakaan pesawat sangatlah fatal. Dari kecelakaan-kecelakaan tersebut, satu-satunya alat yang dapat bertahan adalah crash-survivable memory units (CSMUs) di mana berisi CVR dan FDR tersebut. Menggunakan tiga lapisan material, CSMU didesain untuk dapat bertahan panas ekstrem, benturan serta tekanan yang berat.
7. Dicoba terlebih dahulu
CSMU tidak serta merta langsung dipasangkan pada pesawat. Ada uji coba terlebih dahulu sebelum dikatakan layak untuk dipasang. Adapun percobaannya meliputi percobaan benturan tabrakan, ketahanan kejatuhan objek, tes api, ketahanan tekanan air untuk laut dalam dan air asin, serta ketahanan terhadap berbagai jenis cairan.
8. Dibawa dengan hati-hati
Dilengkapi underwater locator beacon (ULB), black box dapat dideteksi. ULB akan mengirimkan gelombang ultrasonik yang dapat dikenali sonar sehingga para evakuator dapat langsung mencarinya.
ULB ini nantinya akan ditranspor ke lab untuk diteliti lebih lanjut. Adapun diperlukan penanganan khusus dalam membawa alat ini agar tidak ada kerusakan lebih terhadap alat yang dapat menghilangkan data yang terekam.
9. Pengunduhan data oleh investigator
Black box yang sudah sampai di lab akan langsung dibuka dan data-datanya akan langsung diunduh. Jika FDR tidak mengalami kerusakan, investigator bisa dengan mudah memutarnya.
Investigator sendiri terdiri dari perwakilan dari pihak pesawat dan juga pihak produsen pesawat, serta spesialis bahasa atau bahkan penerjemah. Proses ini memakan waktu hingga mingguan bahkan bulanan untuk sepenuhnya komplit.
Sejujurnya tidak pernah ada yang mau memeriksa black box, karena di dalam rekamannya terdapat percakapan yang menjelaskan detik-detik terakhir dari kecelakaan pesawat tersebut. Menurut beberapa investigator yang telah membuka black box, suara yang didengar pada saat-saat terakhir itu mampu membuat semua orang yang mendengarkannya terdiam beberapa saat. Semoga saja pembukaan black box tidaklah terjadi lagi.
Tag :
Peristiwa
0 Comments for "Bagaimana Cara Kerja Black Box Kotak Canggih Perekam Semua Peristiwa Penting Dipesawat"
*Berkomentarlah yang Baik dan Sopan
*Silahkan Beri Tanggapan Sesuai Topik Artikel diatas
*Dilarang SPAM dan Menyertakan Link Aktif