Pada jaman sekarang ini, senjata biologis dan kimia tergolong sebagai senjata terlarang karena daya rusak yang ditimbulkannya bisa bertahan begitu lama dan bahkan menyebar luas. Meskipun senjata kimia dan biologis kerap diidentikkan sebagai senjata yang baru tercipta di dalam laboratorium modern dengan memakai teknologi canggih, nyatanya manusia sudah mengenal penggunaan senjata kimia dan biologis sejak ribuan tahun yang lalu. Berikut ini adalah contoh-contoh senjata kimia dan biologis yang pernah digunakan oleh manusia di masa lampau.
Sumpit Beracun
Sumpit adalah sejenis senjata yang bentuknya menyerupai sedotan panjang yang terbuat dari kayu berongga. Untuk menggunakan senjata ini, penggunanya mula-mula akan memasukkan proyektil semisal jarum ke dalam batang sumpit.
Sesudah itu, pengguna sumpit akan membidikkan batang sumpitnya ke arah sasaran, kemudian meniupnya. Tiupan tersebut akan melontarkan proyektilnya ke depan dan mengenai sasaran. Itulah sebabnya di negara-negara berbahasa Inggris, senjata ini dikenal dengan nama blowgun (senapan tiup).
Dengan melihat cara kerjanya, sumpit nampaknya bukanlah senjata yang berbahaya dan hanya bisa menimbulkan luka kecil. Namun di tangan suku Dayak Kalimantan, senjata yang nampak seperti mainan anak-anak ini menjelma menjadi salah satu senjata paling mematikan yang pernah ada.
Untuk menambah daya bunuh yang dimiliki oleh proyektil sumpit, suku Dayak akan mengolesi proyektil sumpit dengan racun yang terbuat dari getah pohon dan campuran tumbuhan. Begitu proyektil yang sudah diolesi racun tanaman tersebut menancap pada sasarannya, maka orang yang terkena sumpit bakal langsung lumpuh atau bahkan tewas di tempat.
Suku Dayak menggunakan sumpit ini untuk berburu serta berperang. Saking berbahayanya senjata sumpit ini, pasukan Belanda selalu merasa ketar ketir saat harus berhadapan dengan suku Dayak. Tidak heran jika kemudian pasukan Belanda menjuluki suku Dayak sebagai “pasukan hantu”.
Sarang Lebah
Lebah merupakan hewan yang bermanfaat bagi manusia karena hewan ini menghasilkan madu yang manis. Bagi kalangan petani, lebah juga dipandang sebagai hewan yang berguna karena serangga ini membantu proses penyerbukan bunga.
Meskipun begitu, orang normalnya tidak akan mau berada dekat-dekat dengan sarang lebah karena lebah memiliki kebiasaan menyerang siapapun yang dianggap sebagai ancaman bagi sarangnya. Jika sampai tersengat, maka rasa sakitnya bisa bertahan begitu lama meskipun sengatnya sudah dicabut.
Reputasi lebah sebagai hewan yang kecil namun ganas lantas dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan perang. Di Abad Pertengahan, saat suatu kota tengah dikepung, pasukan yang sedang melindungi kota akan membuang sarang lebah ke dalam terowongan yang dibuat oleh pihak musuh supaya mereka tidak berani menggunakan terowongan tersebut untuk masuk ke dalam kota.
Saat teknologi persenjataan sudah kian maju, penggunaan sarang lebah sebagai senjata tidak lantas ditinggalkan. Pada masa Perang Vietnam misalnya, pasukan Vietkong diketahui pernah membuat jebakan memakai sarang lebah. Saat pasukan AS melewati tempat yang dipasangi jebakan dan tidak sengaja mengaktifkan pemicunya, kawanan lebah yang marah akan langsung beterbangan dan mengeroyok pasukan AS.
Bom Kalajengking
Kalajengking identik dengan kengerian. Sebabnya tidak lain karena hewan yang masih berkerabat dengan laba-laba ini memiliki ekor yang beracun. Bagi kalajengking sendiri, racun tersebut berguna untuk melumpuhkan mangsanya sekaligus untuk mempertahankan diri dari hewan-hewan yang berukuran lebih besar.
Reputasi kalajengking sebagai hewan yang berbahaya lantas coba dimanfaatkan oleh manusia. Pada masa Sebelum Masehi, penduduk kota Hatra di Timur Tengah diketahui pernah menggunakan bom kalajengking saat kotanya diserbu oleh pasukan Romawi.
Bom yang dimaksud di sini tentunya bukanlah bom yang bisa meledak saat diaktifkan, namun efek yang ditimbulkan oleh “bom” kalajengking ini tidak kalah menakutkan dengan bom berdaya ledak seperti yang kita kenal di masa modern.
Untuk membuat bom kalajengking ini, penduduk kota Hatra akan mengisi guci kosong dengan beberapa ekor kalajengking. Saat pasukan Romawi mencoba memanjat dinding luar kota, guci-guci tersebut langsung dijatuhkan ke arah pasukan Romawi hingga pecah.
Begitu gucinya pecah, kalajengking-kalajengking yang ada di dalam guci akan langsung berkeriapan bebas sehingga prajurit Romawi yang ada di dekatnya merasa panik. Karena kalajengking tadi juga ikut merasa panik, kalajengking tersebut akan langsung menusukkan ekornya kepada prajurit Romawi yang kebetulan sedang ia hinggapi. Jika sampai tersengat, orang tersebut konon bakal merasakan sakit luar biasa hingga 3 hari lamanya.
Madu Beracun
Jika mendengar soal madu, maka orang bakal langsung membayangkan makanan manis yang dibuat oleh lebah. Tidak mengherankan jika kemudian madu kerap dicampurkan ke dalam makanan dan minuman lain supaya terasa lebih nikmat. Madu juga dipandang sebagai makanan yang berkhasiat bagi manusia jika sering-sering dikonsumsi.
Namun tidak demikian halnya dengan madu yang satu ini. Pasalnya alih-alih berkhasiat, madu ini justru bisa membuat orang yang mengkonsumsinya sekarat hingga meninggal! Karena efeknya itulah, madu ini sempat digunakan sebagai senjata pada masa Sebelum Masehi.
Alkisah pada tahun 401 SM, sebanyak 10.000 tentara bayaran Yunani sedang berparade untuk ikut serta dalam perang melawan Persia. Saat mereka sudah tiba di daerah Colchis (sekarang terletak di sebelah timur Laut Hitam), mereka memutuskan untuk beristirahat dan memakan madu dari sarang-sarang lebah yang mereka temukan di daerah tersebut.
Apa yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaan mereka. Para tentara tersebut kemudian bertingkah layaknya orang keracunan dan kesurupan. Untungnya setelah beberapa hari, kondisi mereka secara berangsur-angsur membaik.
Belakangan diketahui kalau madu yang mereka konsumsi adalah madu yang dibuat oleh sejenis lebah yang mengumpulkan nektar dari tanaman beracun. Dalam dosis kecil, madu tersebut memang tidak berbahaya dan bisa digunakan sebagai campuran dengan aman. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, orang yang memakan madunya akan langsung menampakkan gejala-gejala keracunan.
Pasukan Yunani bukanlah satu-satunya pasukan yang ketiban sial akibat madu ini. Pada tahun 65 SM, pasukan Romawi yang dipimpin oleh Pompey pernah mengalami keracunan massal setelah mengkonsumsi madu yang secara sengaja ditempatkan di sekitar rute yang dilewati oleh pasukan Romawi. Saat kondisi mereka sedang melemah, pasukan Pontus kemudian membantai pasukan Romawi tersebut.
Ketapel Mayat Manusia
Caffa adalah nama dari sebuah kota pelabuhan yang sekarang terletak di negara Ukraina. Pada tahun 1346, kota ini pernah diserbu oleh pasukan Mongol. Pasukan Mongol memang sudah lama dikenal dengan kebengisannya di medan perang, namun taktik yang digunakan oleh pasukan Mongol saat menyerbu Caffa bakal membuat anda merasa ngeri sekaligus jijik.
Saat penyerbuan ke Caffa tengah berlangsung, pasukan Mongol sedang diterpa oleh wabah penyakit yang membuat sejumlah tentaranya tewas. Alih-alih memakamkan para tentaranya dengan layak, pemimpin pasukan Mongol justru memutuskan untuk memanfaatkan mayat-mayat tersebut sebagai senjata.
Mayat-mayat tadi dilemparkan ke dalam Caffa dengan memakai ketapel raksasa. Pasukan Mongol berharap dengan melemparkan mayat ke dalam kota, maka penduduk dan pasukan yang sedang melindungi kota bakal merasa ketakutan. Penyakit yang diidap oleh mayat-mayat tadi diharapkan juga bakal menyebar dan kemudian menjangkiti penghuni kota.
Sejumlah pedagang Italia yang kebetulan sedang ada di Caffa memutuskan untuk berlayar kembali ke negaranya untuk menghindari perang. Namun mereka tidak sadar kalau mereka turut membawa kuman penyakit saat berlayar pulang ke negaranya. Akibatnya, penyakit tersebut menyebar semakin luas di Eropa dan memunculkan wabah yang dikenal sebagai Maut Hitam (Black Death).
0 Comments for " Senjata Biologis Yang Paling Ditakuti dan Mematikan Lawan"
*Berkomentarlah yang Baik dan Sopan
*Silahkan Beri Tanggapan Sesuai Topik Artikel diatas
*Dilarang SPAM dan Menyertakan Link Aktif