Dalam artikel ini kita bisa mengambil pelajaran berharga dari mbah sukarto asal Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan, Dia menjajakan dagangan kipas anyaman yang terbuat dari bambu meski sudah tidak muda lagi namun semangatnya soalah untuk mengajarkan tentang arti kerja keras untuk menjalani hidup bukan semata-mata meminta belas kasihan orang lain.
Keteguhan dan keikhlasan Mbah Sukarto untuk mencari nafkah meski usia senja itu cocok menggambarkan kehidupan kakek ini. Kakek yang biasa berjualan di utara Monumen Arek Lancor Pamekasan tersebut yang dikenal warga sekitar dengan nama Sukarto. Usianya sekitar 80 tahun dan terlihat tak terawat ketika sedang berjualan kipas tradisional. Sosoknya lantas mencuri perhatian masyarakat, terlebih saat banyak grup komunitas di Facebook yang membagikan kisah Mbah Sukarto.
Mbah Sukarto selalu berpindah-pindah tempat berjualan, mulai dari Surabaya dan paling lama di Pulau Madura. Hidup layaknya gelandangan tersebut mau tak mau harus dijalaninya demi menyambung hidup. Meski kipas anyaman miliknya tak lagi diminati banyak orang dan tak selalu laku dalam seminggu. Namun, Mbah Sukarto mengaku betah berjualan kipas karena tak bisa melakoni pekerjaan lainnya.
Setelah hampir 50 tahun berjualan, kondisi kesehatannya memburuk. Dia ingin kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Lamongan.
Foto Mbah Sukarto yang tidur di alam terbuka membuat banyak orang terenyuh. Akhirnya, Dinas Sosial (Dinsos) dan PMI Pamekasan yang selanjutnya berkoordinasi dengan warga lainnya membantu kepulangan Mbah Sukarto.
Bahkan menurut foto yang diunggah grup Facebook Madura, kondisi terkini Mbah Sukarto sudah membaik sehabis dirawat di Rumah Sakit Umum Slamet Martodirjo Pamekasan. Kakek yang sudah berambut putih ini selanjutnya akan diantarkan ke tempat asalnya di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan. Pihak keluarga juga sudah dihubungi dan akan bertemu di Kantor BPBD Lamongan, Jawa Timur.
Keteguhan dan keikhlasan Mbah Sukarto untuk mencari nafkah meski usia senja itu cocok menggambarkan kehidupan kakek ini. Kakek yang biasa berjualan di utara Monumen Arek Lancor Pamekasan tersebut yang dikenal warga sekitar dengan nama Sukarto. Usianya sekitar 80 tahun dan terlihat tak terawat ketika sedang berjualan kipas tradisional. Sosoknya lantas mencuri perhatian masyarakat, terlebih saat banyak grup komunitas di Facebook yang membagikan kisah Mbah Sukarto.
Mbah Sukarto selalu berpindah-pindah tempat berjualan, mulai dari Surabaya dan paling lama di Pulau Madura. Hidup layaknya gelandangan tersebut mau tak mau harus dijalaninya demi menyambung hidup. Meski kipas anyaman miliknya tak lagi diminati banyak orang dan tak selalu laku dalam seminggu. Namun, Mbah Sukarto mengaku betah berjualan kipas karena tak bisa melakoni pekerjaan lainnya.
Setelah hampir 50 tahun berjualan, kondisi kesehatannya memburuk. Dia ingin kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Lamongan.
Foto Mbah Sukarto yang tidur di alam terbuka membuat banyak orang terenyuh. Akhirnya, Dinas Sosial (Dinsos) dan PMI Pamekasan yang selanjutnya berkoordinasi dengan warga lainnya membantu kepulangan Mbah Sukarto.
Bahkan menurut foto yang diunggah grup Facebook Madura, kondisi terkini Mbah Sukarto sudah membaik sehabis dirawat di Rumah Sakit Umum Slamet Martodirjo Pamekasan. Kakek yang sudah berambut putih ini selanjutnya akan diantarkan ke tempat asalnya di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan. Pihak keluarga juga sudah dihubungi dan akan bertemu di Kantor BPBD Lamongan, Jawa Timur.
Tag :
Inspirasi
0 Comments for "Bikin Terenyuh, Meski Sudah 80 Tahun Mbah Sukarto Masih Tetap Semangat Berjualan Kipas Anyaman Bambu"
*Berkomentarlah yang Baik dan Sopan
*Silahkan Beri Tanggapan Sesuai Topik Artikel diatas
*Dilarang SPAM dan Menyertakan Link Aktif