Peneliti dari University of Melbourne bekerjasama dengan Monash University merekonstruksi sebuah mumi berusia 2.300 tahun. Hasilnya bukan saja berguna, tetapi juga mengungkap kecantikan seorang putri di masa Mesir Kuno.
Untuk merekonstruksi, awalnya peneliti forensik dari Monash University melakukan CT Scan. Teknik itu dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kelamin mumi, membantu memerkirakan umurnya, serta memperoleh detail untuk membuat replika mumi.
Hasil CT Scan mengungkap bahwa mumi itu berusia sekitar 2.300 tahun atau hidup tahun 300 Sebelum Masehi. Mumi itu diidentifikasi sebagai seorang perempuan. Para peneliti menyebut perempuan yang kini dimumikan itu sebagai Putri Meritamun.
Berbekal hasil CT scan, peneliti pun meminta tolong seorang pematung forensik bernama Jennifer Mann. Ia dengan penuh ketelitian merekonstruksi wajah sang putri dengan bahan clay. Hasilnya mengejutkan, putri tersebut benar-benar seorang putri, punya wajah yang rupawan.
Namun Warsha Pilbrow, anggota tim peneliti dari University of Melbourne, mengungkapkan bahwa yang terpenting dari rekonstruksi ini bukan wajah cantik sang putri. "Gagasan utama proyek ini adalah menggunakan peninggalan dan menghidupkannya kembali dengan menggunakan teknologi baru," katanya.
"Dengan cara ini, sang putri bisa menjadi obyek yang lebih menarik untuk dipamerkan. Lewat sang putri, para mahasiswa bisa belajar tentang tanda penyakit mematikan tertentu pada anatomi tubuh serta belajar bagaimana populasi dipengaruhi oleh lingkungannya," imbuhnya seperti dikutip Science Alert, Sabtu (3/9/2016).
Pihak University of Melbourne hingga hanya memiliki mumi berupa kepala sang putri. Kepala itu diduga dibawa ke Australia pada awal tahun 1900 oleh seorang arkeolog yang memelajari anatomi, Frederich Wood Jones. Mann yang merekonstruksi wajah sang putri merasa kagum sebab mumi tersebut masih begitu awet setelah 2 milenium.
Untuk merekonstruksi, awalnya peneliti forensik dari Monash University melakukan CT Scan. Teknik itu dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kelamin mumi, membantu memerkirakan umurnya, serta memperoleh detail untuk membuat replika mumi.
Hasil CT Scan mengungkap bahwa mumi itu berusia sekitar 2.300 tahun atau hidup tahun 300 Sebelum Masehi. Mumi itu diidentifikasi sebagai seorang perempuan. Para peneliti menyebut perempuan yang kini dimumikan itu sebagai Putri Meritamun.
Berbekal hasil CT scan, peneliti pun meminta tolong seorang pematung forensik bernama Jennifer Mann. Ia dengan penuh ketelitian merekonstruksi wajah sang putri dengan bahan clay. Hasilnya mengejutkan, putri tersebut benar-benar seorang putri, punya wajah yang rupawan.
Namun Warsha Pilbrow, anggota tim peneliti dari University of Melbourne, mengungkapkan bahwa yang terpenting dari rekonstruksi ini bukan wajah cantik sang putri. "Gagasan utama proyek ini adalah menggunakan peninggalan dan menghidupkannya kembali dengan menggunakan teknologi baru," katanya.
"Dengan cara ini, sang putri bisa menjadi obyek yang lebih menarik untuk dipamerkan. Lewat sang putri, para mahasiswa bisa belajar tentang tanda penyakit mematikan tertentu pada anatomi tubuh serta belajar bagaimana populasi dipengaruhi oleh lingkungannya," imbuhnya seperti dikutip Science Alert, Sabtu (3/9/2016).
Pihak University of Melbourne hingga hanya memiliki mumi berupa kepala sang putri. Kepala itu diduga dibawa ke Australia pada awal tahun 1900 oleh seorang arkeolog yang memelajari anatomi, Frederich Wood Jones. Mann yang merekonstruksi wajah sang putri merasa kagum sebab mumi tersebut masih begitu awet setelah 2 milenium.
Tag :
Teknologi
0 Comments for "Begini Hasil Rekonstruksi Wajah Putri Meritamun Mumi 2.300 Tahun"
*Berkomentarlah yang Baik dan Sopan
*Silahkan Beri Tanggapan Sesuai Topik Artikel diatas
*Dilarang SPAM dan Menyertakan Link Aktif